Sabtu, 07 Januari 2012

Toak Minuman Khas Tuban

0 komentar
Imam Mudji's Blog - Salah satu hal unik dan sangat khas Tuban adalah Tuak, atau dalam lidah orang lokal disebut Toak. Minuman dari pohon siwalan ini sedemikian trade mark Tuban. Karena kita akan kesulitan mendapatkan minuman ini di daerah lain, kalaupun ada pasti impor dari Tuban.

Toak merupakan minuman yang diperoleh dari perasan bunga pohon siwalan yang disebut Wolo. Secara fisik, Wolo ini berbentuk panjang dg diameter kurang lebih 5 cm dengan panjang bervariasi antara 25 sampai 40 cm. Dalam satu tangkai, biasanya terdapat sekitar 3 sampai 5 wolo.

Proses awal untuk membuat Tuwak adalah dengan menjepit wolo ini dari pangkal hingga ujung dengan tujuan melunakkan wolo tadi, setelah itu wolo direndam semalam suntuk, esok paginya wolo tersebut diiris tipis-tipis beberapa centi untuk mendapatkan air tetsannya. Nah, wolo-wolo yang telah keluar airnya tersebut kemudian diikat jadi satu dan ujungnya dimasukkan bethek (gelas dari bamboo yang lebih panjang) sebagai tempat untuk menampung tetesan tadi.

Perlu diketahui, bahwa proses menjepit wolo, memeras dan menampung airnya tadi semuanya dilakukan di atas pohon. Setelah ditunggu selama 10 sampai 12 jam, bethek tadi akan penuh dengan air tetesan wolo yang disebut Tuwak atau Legen.

Secara spesifik, ada perbedaan antara Toak dengan Legen. Toak berwarna putih susu, rasanya cenderung pahit dan mengandung alcohol cukup tinggi. Sedangkan Legen, warnanya agak bening, rasanya manis dan tidak mengandung alcohol.

Ada sedikit perbedaan dalam proses membuat Towak dan Legen. Untuk membuat Tuwak, wadah untuk menampung air tetesan wolo tadi (bethek) sebelumnya dikasih tuwak jadi (babonan) sebanyak satu gelas. Untuk menambah rasa, biasanya dicampur dengan kulit pohon juwet yang dikeringkan lebih dulu. Nah, karena dari awal sudah tercampur dengan tuwak jadi, maka air tetesan wolo tadi akan langsung berbaur dengan babonan, dan jadilah Tuwak. Tetapi untuk membuat Legen, ya cukup menampung air tetesan wolo tadi, gak usah dikasih babonan. Karena dari sononya, sebenarnya air tetesan wolo tadi rasanya memang manis, makanya disebut Legen ( berasal dari kata legi). Sayangnya, legen ini tidak bertahan lama. Legen yang asli hanya bertahan sekitar 4 sampai 5 jam, artinya jika telah melampau waktu tersebut, legen akan berubah menjadi Tuwak. Makanya, ada yang bilang bahwa Tuwak adalah hasil fermentasi dari Legen.

Pohon Siwalan (orang local menyebutnya bogor), selain menghasilkan Tuwak dan Legen, juga menghasilkan buah Siwalan atau disebut ental. Buahnya rasanya kenyal manis. Banyak dijual dipinggir-pinggir jalan atau dipusat-pusat wisata di Tuban, dan merupakan oleh-oleh khas Tuban yang tidak ada di daerah lain.

Bagi masyarakat Tuban, tradisi minum Tuwak telah ada sejak jaman dahulu. Dan merupakan kebiasaan umum kaum lelaki. Tiap sore, sehabis bekerja, mereka berkumpul ditempat-tempat tertentu untuk minum Tuwak bersama. Sambil minum Tuwak, biasanya mereka ngobrol ngalor ngidul. Topik “diskusi” mereka bermacam-macam, misalnya tentang hasil tani, tentang pendidikan yang mahal, bahkan juga tentang politik. Tidak selalu serius, tapi dari “diskusi” tadi kadang-kadang pemahaman baru yang mereka dapatkan menyangkut suatu hal. Dan kalau pada musim kampanye, komunitas Tuwak ini menjadi target serius bagi para politisi untuk menggaet massa sebanyak-banyaknya. Karena apa, ya karena komunitas Toak ini jumlahnya banyak,… bahkan sangat banyak,… banyak sekali. Serius. Itulah sisi lain Tuban yang memang sangat kental budaya Toaknya; 

Seperti contoh Foto di bawah ini Lek Sukadi DKK desa Sumurgung palang Tuban, Mereka Tengah asik menikmati minuman toak sambil ngobrol tentang keseharian mereka.

Read more...

Kamis, 05 Januari 2012

Beberapa Makanan Dan Minuman khas Tuban

0 komentar

Makanan di Tuban memang terkenal enak. Sungguh unik, sekaligus kreatif. Rahasia masakan Tuban adalah pedasnya masakan yang menimbulkan keringat dan gairah tersendiri.

Becek
entuk masakan ini memang berupa kuah kental. Becek bisa memakai berbagai jenis daging: sapi, kambing, ayam, atau menthok. Penampilan dan baunya mirip kari, tetapi lebih kental. Ternyata masakan Tuban lebih complicated dan kaya bumbu dibanding masakan India atau Padang. Bumbunya sangat banyak dan harus komplet. Tidak boleh kurang satu pun. Bumbu becek adalah merica, jintan, bawang merah, bawang putih, mesoyi (bentuknya seperti kayu), daun salam, daun jeruk purut, serai (lemon grass), tomat, santan, dan diakhiri dengan taburan rajangan daun bawang.

Sate Menthok
Menthok adalah bahasa Jawa untuk menyebut unggas yang mirip itik atau bebek, dengan kaki dan leher yang lebih pendek. Secara keseluruhan rasanya seperti sate kambing. Sama sekali tak ada bau anyir yang mungkin merupakan ciri utama daging menthok. Hal itu disebabkan karena bumbu dan tekstur dagingnya. Sambel kecapnya pun dibuat dari kecap khas Tuban, Cap Laron.

Legen & Tuak
Legen atau sari buah lontar (siwalan) yang manis juga merupakan produk unggulan Tuban. Yang terbaik adalah yang usianya kurang dari tiga jam sebelum mulai memasuki proses fermentasi. Legen berbeda dengan tuak. 
Pada dasarnya tuak adalah legen yang sudah mengalami fermentasi, sehingga mengandung alkohol. Legen dan tuak dijajakan dalam bonjor (tabung bambu) yang berbeda.
diatas hanyalah beberapa contoh makanan yang terkenal di kota tuban.
Read more...

Legen khas tuban

0 komentar
Halalkah minum minuman Legen yang diambil dari pohon siwalan? Legan adalah minuman khas tuban yang konon dipercaya meningkatkan vitalitas, pencegah sakit maag, meluruhkan sakit batu ginjal dan doping alami untuk menjaga stamina tubuh. Minuman tradisonal ini dihasilkan dari pohon siwalan (sejenis palma yang tumbuh di asia tenggara dan asia selatan) yang banyak tumbuh diwilayah tuban dengan tanpa dilakukan fermentasi, rasanya manis khas, segar,dan enak.

Ciri khas lain dari minuman ini adalah cara minumnya yg menggunakan gelas dari batang bambu, dengan tutup dari bahan triplek atau papan kayu. Satu tandan buah siwalan mampu menghasilkan legen selama 3 bulan. Tak semua legen yang dihasilkan memiliki rasa manis, bahkan ada yg rasanya kecut atau asam. Semua itu tergantung dari kebersihan petek ((tempat menampung legen) dan cuaca, semakin bersih petek semakin manis pula rasanya..

Bagi sebagian orang, legen dapat dijadikan minuman tuak, dengan cara mendiamkannya dalam beberapa hari atau dengan memasukkan kulit pohon jiwet ke dalam petek. Legen akan menjadi minuman menyegarkan sekaligus menyehatkan bila masih berusia 0 hingga 2 hari. Jika sudah lewat 2 hari maka legen akan berubah menjadi tuak muda yang memiliki kadar alkohol rendah dibawah 2%. Semakin lama rentan waktu yang dilewati legen, maka semakin banyak pula kadar alkohol yang ada di dalamnya yang artinya legen tersebut sudah menjadi tuak yang memabukkan

Yang harus diperhatikan juga cara membuatnya, sebagai umat muslim kita harus cermat dan berhati hati dalam mengkonsumsi makanan atau minuman yg akan kita konsumsi. Kita harus mengetahui apakah sesuatu yg kita makan itu telah jelas halal atau haramnya.
Pada dasarnya dalam masalah penentuan hal yang haram maupun halal, berlaku kaidah ushul, bahwa"asal sesuatu itu boleh, selama tdk ada dalil yang mengharamkannya". Jadi segala jenis makanan dan minuman pada awalnya itu halal terkecuali terdapat unsur unsur yang mengharamkan sehingga menyebabkan kehilangan kehalalan pada barang tersebut

Read more...
 
Imam Mudji's blog © 2011 GONJOL WEB DESIGN. Supported by Gonjol's Themes ByKak Imam